Ujung Kampung

Uncategorized

Menulis, menulis dan terus menulis

Mengapa Saya Harus Menulis? Saya tidak pernah berpikir bahwa suatu saat nanti, tulisan saya akan menjadi sumber penghasilan utama karena kehidupan penulis di Negeri yang masih rendah minat baca, tidak seindah kehidupan aktor layar kaca atau atlet dunia. Yang ada dalam hati dan pikiran saya adalah tulisan saya dapat memberi manfaat untuk orang lain, atau paling tidak bisa menginspirasi bagi orang-orang yang mengenal saya.

Menulis itu ibarat seorang atlet yang terus berlatih mengasah kemampuanya. Pertemuan saya dengan beberapa penulis telah memantik api semangat saya untuk terus belajar menulis. Banyak hal yang saya petik melalui pertemuan online maupun pertemuan offline. Saya semakin meyakini bahwa bakat dalam menulis tidak menjamin seseorang untuk bisa menulis. Tekad yang kuat dan terus berlatih adalah kuncinya.

Menulis adalah cara mengabadikan kondisi yang terjadi. Banyak rangkaian peristiwa yang terjadi disekitar kita dan jangan pernah mengabaikannya karena hal itu merupakan sumber ide untuk menulis. Ide bisa muncul kapan saja, saat berinteraksi dengan orang lain, bahkan dalam kesendirian. Ketika ide muncul dalam benak kita, segeralah tuliskan. Jangan mengandalkan dayat ingat karena daya ingat kita dipengaruhi oleh bertambahnya usia dan kondisi fisik yang kurang baik.

“Ikatlah Ilmu dengan menuliskannya” . (Ali bin Abi Thalib)

“Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi, selama tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. (Pramoedya Ananta Toer)

“Jika engkau ingin mengenal dunia, maka membacalah. Namun, jika engkau ingin dikenal oleh dunia, maka menulislah”. (Pramoedya Ananta Toer)

Kutipan di atas memberi saya inspirasi dan membangkitkan hasrat untuk terus menulis. Saya bertekad untuk tetap menulis, menuangkan gagasan ataupun kegelisahan yang saya miliki.

Saya pun tak begitu memedulikan apakah nanti banyak orang mau membaca tulisan saya atau tidak. Satu hal yang saya miliki, tekad untuk menulis, menulis, dan terus menulis sampai jari jemari tangan saya terhenti dengan sendirinya.

Sampai saat ini, saya masih terus belajar.

20 Ramadhan 1441 H
13 Mei 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *